Perawan Sunti

          Di desaku, desa kaligelang menyimpan banyak sekali cerita rakyat, mitos, dan lain sebagainya. Namun kali ini yang akan saya ceriakan adalah sebuah mitos yang berkembang di dusun Danayasa yaitu dusun yang saya tempati.

Alkisah pada suatu zaman yang tidak diketahui oleh siapapun. Hiduplah seorang perempuan yang masih sangat suci. Ia sama dengan perempuan manapun di desa itu, seorang perempuan yang mempunyai pekerjaan dirumahan. Karena mungkin pada waktu itu peraturannya memang perempuan harus bekerja dirumah.

Setelah sekian lama, akhirnya ia menginjak usia yang dibilang cukup untuk menikah. Tapi sayang dia belum meinkah dengan seorang lelaki manapun. Sudah banyak para lelaki yang berusaha untuk meminangnya, tapi tidak tau kenapa semua lamarannya Ia tolak dengan mentah-mentah.

Dan tanpa sepengeahuan siapapun perempuan ini meninggal tanpa sebab. Dalam hal ini Ia meninggal pada saat Ia masih perawan. Alkisah Ia pun dikubur. Dan saat ini lah Mitos ini berkembang.

Karena Ia meninggal pada saat Ia masih perawan dan Ia juga belum menikah dengan seorang lelaki manapun. Artinya dalam hal ini Ia meninggal dengan suci. Jadi pada saat itu semua warga memberi julukan kepada Perempuan itu dengan julukan Perawan Sunti yang artinya perawan yang masih suci.

Dan saya akan memberi beberapa cerita mengenai pengakuan sejumlah masyarakat tentang si Perawan Sunti ini. Yang pertama adalah pengakuan Tukang nasi goreng keliling, pada saat itu Ia bercerita bahwa Ia pernah melihat sosok Perawan Sunti ketika Ia sedang menjual nasi goreng berkeliling di sekitar Rice Mill. Dia berkata bahwa saat itu dia melihat sosok Perempuan yang parasnya amat elok dan seketika itu juga dagangannya laris manis. Dan pengakuan yang kedua yaitu tetangga saya Pribadi. Saat itu Ia bercerita bahwa Ia mendengar suara tangisan seorang perempuan di loteng rumahnya, seketika itu Ia pun menuju suara tangisan itu dan ketika Ia sampai di loteng rumahnya Ia pun melihat sosok Perawan Sunti.

Itulah mitos yang beredar di sekitar dusun Danayasa. Dan ternyata mitos ini juga berkembang di tetangga desa Kaligelang yaitu Desa Banjardawa.